Pusat Latihan Gajah – Semenjak tahun 1980 kehadiran gajah liar mulai jadi persoalan untuk warga dan beberapa pihak berkaitan baik swasta atau pemerintahan. Supaya tidak terusiknya program pembangunan di Indonesia karena itu dilakukan aktivitas penggiringan gajah besar kehabitat aslinya supaya kehadiran gajah dapat lestari, operasi itu yang dikenali nama operasi ghanesa dan tata liman.

Pusat Latihan Gajah Riau Merujuk hasil dari usaha penangkalan pada masalah gajah yang sudah dilaksanakan tertimbul ide untuk membangun Pusat Latihan Gajah (PLG) Sebangga Duri-Riau di bulan Oktober tahun 1988, tujuan dan maksud sebagai fasilitas untuk tumbuhkan dan kembalikan kesan-kesan pada warga jika gajah bukan sebagai satwa penghancur yang perlu dihilangkan tapi adalah satwa yang berguna untuk pembangunan Nasional. Pada awalnya target dari PLG untuk tangkap gajah-gajah pengganggu pada pertanian warga, wilayah permukiman transmigrasi slot terpercaya dan perkebunan, yang selanjutnya diamankan dan dilatih untuk digunakan sebagai gajah tangkap, tunggang, pertunjukan, dan gajah patroli.

Dalam perubahannya PLG Riau seringkali alami peralihan lokasi, PLG Riau pertama kalinya dibangun di Sebanga-Duri di tahun 1988, di tahun 1991 kurang lebih 3 tahun PLG Sebanga berdiri terjadi pembakaran yang sudah dilakukan oleh warga sekitaran PLG. Supaya kegiatan training dan pengendalian gajah masih tetap jalan untuk saat ini PLG dipindah ke Dusun Tepi yang berada di Suaka Margasatwa Balai Raja.

Di tanggal 29 Juni 1992 keluarlah Surat Keputusan Gubernur Kepala Wilayah I Riau Nomor: KPTS.387/VI/1992 menunjuk lokasi Pusat Latihan di Dusun Muara Basung Kecamatan Mandau Kebupaten Bengkalis Km 100 Pekanbaru-Duri dengan luas 5.000 Ha. Karena ada penentuan PLG Sebanga Riau melalalui SK Gubernur besar keinginan Pusat Latihan Gajah Sebanga Riau akan jauh lebih bagus dari dari awal sebelumnya, tapi keinginan itu tidak jalan secara baik yang karena tingginya perselisihan pembukaan rimba dan tempat di Sebanga, yang sudah dilakukan oleh warga di tempat dan pendatang ini karena kurang sungguh-sungguhnya penegakan hukum pada beberapa aktor perambah teritori rimba dan tempat di lokasi Pusat Latihan Gajah (PLG) Sebanga.

Karena ada persoalan itu perubahannya tidak demikian mulus hingga untuk memberikan dukungan kelancaran penerapan Pusat Latihan Gajah Sebanga Riau, dan di tahun 2001 Pusat Latihan Gajah Sebanga-Riau ini berpindah ke Taman Rimba Raya (Tahura) Sultan Syarif Hasyim yang berada di Kecamatan Minas hingga kini.

Aktivitas training gajah di PLG Sebanga masih tetap jalan hingga kini ditengah-tengah teror perselisihan tempat di PLG yang makin tinggi dan tidak teratasi, hingga mengakibat gajah binaan PLG Sebanga kesusahan dalam soal tambahan gajah dan pengembalaan karena tempat sebagai komunitas sudah berbeda peranan jadi kebun.

Keadaan Umum

Pusat Latihan Gajah

PLG Riau mempunyai gajah binaan sekitar 24 ekor yang ada di 3 (tiga) lokasi yakni di PLG Minas Kabupaten Siak ada 19 ekor yang terbagi dalam 12 ekor gajah jantan 6 ekor gajah betina, dan di PLG Sebanga Kabupaten Bengkalis ada 4 ekor, 1 ekor gajah jantan 3 ekor betina, 2 (dua) ekor gajah kembali ada dikawasan Taman Rekreasi (TWA) Buluh Cina, 1 ekor gajah jantan dan 1 ekor gajah betina.

Pusat Latihan Gajah (PLG) Minas

Pusat Latihan Gajah Minas adalah lokasi yang vital untuk diperkembangkan jadi tempat wisata terutama agar rekreasi pembelajaran. Karena Pusat Latihan Gajah Minas Memiliki jarak menempuh yang lumayan dekat dengan pusat perkotaan Pekanbaru yaitu 60 Km.

Dengan lokasi yang vital ini diharapakan Pemerintahan Wilayah lewat UPTD atau KPHP Tahura Minas dapat bekerja sama dengan Balai Besar KSDA Riau dapat merealisasikan pembangunan Minas menjadi satu diantara tempat wisata yang berbasiskan alam di Riau. PLG Minas ini bersebelahan dengan kebun kelapa sawit warga hingga area pengembalaan gajah yang dahulunya tetap bervegetasi rimba, beberapa sudah berbeda peranan jadi kebun kelapa sawit