Rumah Adat Riau Propinsi Riau dan Kepulauan Riau (Kepri) mempunyai kebudayaan yang berbagai ragam. Rumah adatnya juga berbagai ragam dan banyak dipengaruhi budaya Melayu.

Umumnya, rumah tradisi Riau berwujud rumah pentas, tetapi mempunyai ketidaksamaan bentuk atap sampai beberapa bagian dan peranan tempat tinggalnya.

Dalam artikel berikut akan kita bahas 5 jenis rumah tradisi Riau dan beberapa ciri arsitektur dan filosofinya. Baca terus, ya!

Sejumlah Rumah Tradisi Riau dan Kepulauan Riau

Berdasar buku Mengenali Rumah Tradisi Nusantara (2011) oleh Mia Siti Aminah, rumah tradisi Propinsi Riau ialah Rumah Selaso Jatuh Kembar atau Balai Selaso Jatuh. Dan rumah tradisi Kepri ialah Rumah Iris Bubung.

Meskipun begitu, Rumah Selaso Jatuh Kembar diketemukan di Kepri. Begitupun Rumah Iris Bubung yang diketemukan di Riau. Disamping itu, masih tetap ada sejumlah rumah tradisi lain, salah satunya ialah Rumah Lontik, Rumah Melayu Atap Limas Potong, dan Rumah Melayu Atap Lipat Kajang.

Rumah Iris Bubung

"Rumah

Rumah Adat Riau Iris Bubung disebutkan Rumah Rabung atau Rumah Bumbung Melayu. Rumah pentas ini tambah simpel dibanding Selaso Jatuh Kembar.

Rumah tradisi Riau ini umumnya dipisah jadi tiga sisi khusus, yakni selasar, rumah induk, dan penanggah.

Bentuk atapnya dapat berbeda. Bentuk atap ini dapat menjadi nama rumah tradisi.

Bila bentuk atap cukup mendatar karena itu disebutkan Rumah Lipat Kajang. Atap yang bersusun dan ditambahkan bahan lain karena itu disebutkan Rumah Atap Monitor atau Ampar Labu.

Seperti rumah pentas yang lain, tiang jadi sisi yang terpenting. Tinggi tiang pada rumah tradisi Iris Bubung sekitaran 1,5 mtr. sampai 2,4 mtr.

Baca Juga : https://www.fontesparainsta.org/

Rumah Selaso Jatuh Kembar

Rumah Adat Riau - Rumah Selaso Jatuh Kembar

Rumah Adat Riau Selaso Jatuh Kembar disebutkan Balai Selaso Jatuh. Peranan rumah tradisi ini sebagai tempat bermusyawarah atau pertemuan secara tradisi. Rumah ini mempunyai sejumlah nama, seperti Balairung Sari, Balai Pengukuhan, Balai Kerapatan, dan lain-lain.

Rumah Selaso Jatuh Kembar memiliki selasar keliling yang lantainya lebih rendah dibanding ruangan tengah, oleh karena itu disebutkan Selaso Jatuh.

Sisi atapnya ada hiasan kayu yang muncul ke atas dan bersilangan. Ornament pada atap umumnya disebutkan selembayung atau sulo buyung yang memiliki makna pernyataan pada Tuhan Yang Maha Esa.

Tiang intinya disebutkan tiang tuo. Tempatnya pada pintu masuk samping kanan dan kiri. Dua tiang ini jangan dihubung sebagai lambang penghormatan ke orangtua.

Rumah Lontik

Rumah Lontik

Dikutip dari buku Pendidikan Seni Rupa Estetik Sekolah Dasar (2020) oleh Arina Restian, Rumah Lontik disebutkan Rumah Kampar atau Rumah Lancang. Rumah Lontik diprediksi dipengaruhi budaya Minangkabau

Ciri-ciri uniknya ialah bentuk atap yang meliuk ke atas, cukup lancip serupa sundul kerbau.

Dindingnya dibikin miring keluar dengan hiasan kaki dinding seperti perahu atau lancang. Filosofinya sebagai lambang penghormatan ke Tuhan dan sama-sama.

Anak tangga pada rumah tradisi Riau ini umumnya sejumlah lima atau ganjil. Filosofinya ialah menyimbolkan angka yang terpenting dalam agama Islam, seperti rukun Islam dan waktu sholat fardu.

Dikutip dari situs Kemdikbud, Rumah Lontik dipakai oleh suku Melayu di wilayah Lima Koto, Kabupaten Kampar, Propinsi Riau, atau wilayah Rantau Kuantan di Kabupaten Indragiri Hilir, dan beberapa dari wilayah Rokan.

Formasi ruang pada Rumah Lontik dipisah jadi tiga sama sesuai pernyataan ‘alam yang tigo’, yakni alam berteman, alam bersanak, dan alam semalu.

Alam berteman yakni pertemanan di antara sama-sama masyarakat daerah, yakni ada pada ruangan muka yang dipakai bertegur sapa dengan tetangga.

Alam bersanak atau pertemanan antara golongan famili, yakni ada pada ruangan tengah. Alam semalu atau kehidupan individu dan rumah tangga, yakni ada di ruangan belakang.

Warna rumah ini umumnya dikuasai warna hijau yang menyimbolkan kesuburan. Warna yang lain ialah kuning, merah, biru, putih, dan hitam.

Rumah Melayu Atap Limas Potong

Rumah Melayu Atap Limas Potong

Rumah Adat Riau tradisi Riau bisa juga asal dari bentuk atapnya. Contohnya atap limas potong. Dikutip dari jurnal dengan judul Komponen Arsitektural Atap Pada Rumah Tradisional Melayu oleh Bhara Marangga Ramadissa, dkk dari Kampus Trisakti, rumah tradisi Riau ini berwujud rumah pentas.

Dinding rumah tradisi ini adalah formasi papan warna coklat. Atapnya dibuat dari seng warna merah. Kusen pintu, jendela dan pilar anjungan sisi depan dicat minyak warna putih.

Ukurannya rumah dapat berbeda bergantung kekuatan pemiliknya. Begitupun macam hiasnya, akan makin berbagai macam bila pemiliknya orang kaya.

Rumah Melayu Atap Lipat Kajang

Rumah Melayu Atap Lipat Kajang

Rumah Melayu Atap Lipat Kajang ialah rumah tradisi yang atapnya berwujud bumbung. Peranan dari atap ini ialah supaya bisa mempermudah saluran air hujan.

Atap lipat kajang diperlengkapi ornament selembayung sulo bayung dan sundul membuang, yakni hiasan pada persilangan ke-2 ujung atap. Bentuk ornament ini diantaranya ialah tumbuhan, bunga, dan hewan.

Tersebut barusan sudah kita kenali 5 rumah tradisi Riau, baik di Propinsi Riau atau Kepulauan Riau. Masing-masing mempunyai keunikan tertentu dan mempunyai filosofi. Mudah-mudahan berguna.